Bagaimana Nasib Travel Umroh dan Haji Terkini?
BERITA BANDUNG – Penyelenggara umroh dan haji atau agen travel harus berpikir keras untuk tetap bisa hidup di tengah ketidakpastian usaha. Arab Saudi resmi melarang warga negara dari 20 negara untuk masuk ke Negeri Petro Dolar untuk menekan angka penyebaran virus corona baru penyebab Covid-19. Larangan ini berlaku sejak Rabu (3/2/2021).
“Kita membangun diversifikasi usaha, potensi karyawan dengan aset yang dimiliki bisa melakukan usaha-usaha lain yang bisa jadi masukan dari usaha anggota Amphuri (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia),” tutur Ketua Umum Amphuri, Firman M. Nur kepada wartawan, Kamis (4/2/21).
Uniknya, pengusaha coba menjalankan bidang yang jauh dari travel seperti haji dan umroh, maupun jasa oleh-oleh dari Saudi Arabia, yakni mulai dari kebutuhan pokok hingga otomotif. Caranya dengan membangun jaringan internal dengan sesama anggota Amphuri atau penyelenggara haji dan umroh.
“Misalnya anggota kami di Surabaya spesialis di beras, kan bisa jadi distributor beras untuk di kota lain atau buah-buahan dan sebagainya, misalnya restoran dengan jaringan yang lebih luas,” sebut Firman.
Hal itu mulai jalan ketika karyawan dari anggota ada yang memiliki keahlian khusus seperti barista, sehingga bisa membangun kafe. Selain dari internal, pihak swasta lainnya juga coba ikut serta. Teranyar, penyelenggara haji dan umroh mencoba masuk ke dalam dunia otomotif.
“Besok kita diajarkan pertemuan dengan petinggi Yamaha, bagaimana kita buka bengkel jadi dealer dan sebagainya, supaya Asosiasi punya kewajiban moral jangan sampai anggota kita memecat karyawannya,” katanya.
Firman pun menjelaskan melakukan langkah-langkah tersebut, tujuannya demi menyelamatkan karyawan terdampak.
“Ini masalah ekonomi keumatan, jadi haji umroh usaha di Indonesia yang dikhususkan berdasar Undang-Undang hanya milik WNI dan Muslim. Tidak ada usaha lain yang dispesifikasikan gitu, jadi penting sekali tentang keumatan, berpikir dengan kelangsungan usaha umat,” sebutnya. ***